Atambua – Penurunan angka stunting masih menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Belu. Berbagai upaya telah dilakukan dan melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk berkolaborasi agar target bisa tercapai.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, SE., M.Si dalam kegiatan Publikasi Data Stunting Kabupaten Belu 2023, Selasa (12/12/2023) menjelaskan bahwa Bupati Belu telah menargetkan penurunan angka stunting di Kabupaten Belu mencapai satu digit atau 9% pada tahun 2024.
“Tahun 2024, target Bupati Belu adalah stunting turun satu digit. Kalau sekarang pengukuran per-Agustus itu di posisi 11,1% dengan jumlah kasus 1.984 orang dan tahun ini bisa turun satu digit menjadi 9%,” papar Sekda Johanes.
Lanjutnya, penurunan stunting sudah menjadi komitmen kita dan hari ini kita mengumumkan data secara resmi kepada publik. Menurut Sekda JAP, data ini akan di distribusikan untuk kecamatan dengan harapan para camat segera mengidentifikasi dan mengawal wilayah kerjanya yang masih ada stunting.
“Keadaan ini yang harus dikoordinasikan dengan jajaran puskesmas dan jajaran lainnya sehingga kita satu arah dan keterpaduan dalam menangani stunting,” imbuh Sekda Belu.
Disampaikan pula, upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi gizi, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
Sementara intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi oleh sektor lainnya.
“Tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita mempersiapkan anak sejak dia belum lahir. Kalau stunting ini indikatornya adalah 1000 hari kehidupan. Sehingga pada 1000 hari kehidupan kita bisa benar-benar mempersiapkan untuk tidak muncul stunting yang baru,” ujar Sekda Johanes.
Lebih jauh, Sekda JAP menuturkan, pengukuran dan publikasi angka stunting merupakan upaya untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa.
Hasil publikasi angka stunting ini akan digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama bagi upaya percepatan penurunan stunting, khususnya di Kabupaten Belu ini.
Ia berharap dengan adanya Publikasi Stunting ini dapat memperkuat komitmen dan kerjasama antara lintas sektor, pemerintah dan masyarakat dalam gerakan bersama menurunkan stunting di Kabupaten Belu.
“Saya berharap melalui pertemuan ini kita mendapatkan data-data yang akurat agar dapat mengidentifikasi permasalahan di setiap indikator aksi intervensi penurunan stunting,” harapnya (Prokopimbelu).