KESEHATAN GRATIS CUKUP TUNJUKKAN KTP

Atambua – Pemerintah Kabupaten Belu dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kajian Analisis Program Percepatan Penurunan Stunting di Aula BP4D Kabupaten Belu, Selasa (19/09/2023). FGD tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Belu, Drs. Egidius Nurak, didampingi Kepala BP4D, Rine Bere Baria, ST.

Kegiatan ini juga melibatkan Ketua Tim Pusat Studi Industri Farmasi dan teknologi kesehatan, Dr. Apt. Hila Ismail, M.Si dan diikuti para Pimpinan OPD, Camat, Lurah dan seluruh Kepala Puskesmas se- Kabupaten Belu.

Dalam Arahannya, Asisten Egi Nurak menyampaikan bahwa kita masih menghadapi berbagai permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama adalah stunting.

“Stunting sudah lama menjadi isu perioritas nasional setelah badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Sebagai program perioritas, secara nasional kita harus menyelesaikannya karena dianggap mengganggu potensi peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi bonus demografi 2030,” ungkapnya.

Bagaimana dengan penanganan stunting di Kabupaten Belu, Asisten Egi Nurak menjelaskan bahwa sejak tahun 2018 angka stunting kita berada pada angka 26,90% dan terus mengalami penurunan ditahun 2021 menjadi 21,27% atau sekitar 3.244 anak yang mengalami stunting. Kondisi terakhir dibulan Agustus 2023 terus mengalami penurunan dari 11,9% menjadi 11,1% atau sekitar 1.989 anak yang masih mengalami stunting dan kita berharap bisa turun sampai 0%.

“Penurunan angka stunting ini terjadi berkat kerja keras dan kerja ikhlas dari semua stakeholder di wilayah perbatasan RI-RDTL, Kabupaten Belu, dan melalui diskusi ini kita harapkan ada masukan konstruktif terkait masalah kehamilan ibu dan kelahiran bayi terkait dengan sejumlah program yang bisa diintervensi melalu Dinas Kesehatan, termasuk penanganan fakir miskin melalui program Jaminan Sosial dan Keluarga Harapan dari Dinas Sosial. Kemudian ada SPAM dan air bersih dari Dinas PU, termasuk program pengendalian KB dari Dinas KB,” jelas Egi Nurak.

Oleh karenanya, perlu adanya satu kesatuan dari para stakeholder untuk berkolaborasi dalam mewujudkan penurunan angka stunting. Disampaikan pula, penanganan stunting yang baik akan menghasilkan generasi yang baik pula. Anak-anak Kabupaten Belu harus sehat, cerdas, kreatif dan produktif sehingga menunjang kesuksesan pembangunan daerah.

“Oleh karena itu kita menggandeng UGM Yogyakarta untuk melakukan kajian analisis dengan harapan agar segera terwujud percepatan penurunan stunting, yang bermuara pada peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi untuk perkembangan anak,” tandasnya. (Prokopimbelu).