Atambua – Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus didampingi isterinya, Dra. Freny Sumantri Taolin dan Sekda Belu, Johanes Andes Prihatin, SE., M.Si didampingi isterinya, Yosefina L. M. Katho Johanes, SP mengikuti misa kudus hari raya kamis bersama ribuan umat Katolik di Gereja Katedral Atambua, Kamis (28/03/2024). Misa dipimpin oleh Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr.

Dalam homilinya Uskup Dominikus Saku menyampaikan mengak umat untuk mengenang kembali perjamuan terakhir bersama Yesus dan pengorbanan tubuh dan darahnya yang ditumpahkan untuk umat manusia.

“Malam ini kita merayakan perjamuan Tuhan yang disiapkan secara khusus bagi kita. Tuhan menyediakan gandum terbaik dan anggur terbaik sebagai jamuan surgawi bagi kita. Kita dipanggil bekerja bukan untuk makanan yang binasa, tetapi untuk makanan yang lestari atau makanan yang bertahan sampai kehidupan yang kekal, yaitu perjamuan Tubuh dan darah Tuhan,” ungkapnya.

Mgr Dominikus Saku juga mengungkapkan tentang misteri besar yang Tuhan bagikan kepada umat melalui melalui hostia dan anggur, dimana kita dapat mengalami kehadiran Yesus secara sakramental dan menemukan dirinya sebagai Imam Agung menurut peraturan Melki Sedek.

“Melki Sedek adalah Imam yang memberkati Abraham. Dari keturunannya segala bangsa di berkati. Ia menjadikan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Imam Agung untuk melenggengkan berkat, kehidupan dan keselamatan yang dijanjikan Tuhan,” sebut Uskup Domi Saku.

Lanjut Uskup Domi Saku, darah Kristus yang tertumpah dari dalam lambungNya didalam tubuhNya dan air yang tercurah kedalam diriNya adalah lambang dari Roh Kudus dan lambang dari Sakramen-Sakramen Gereja yang mengalir dari diri Kristus sehingga menjadi Imam Agung satu kali untuk selama-lamanya.

Adapun misteri yang kita rayakan pada malam ini adalah kenangan cinta kasih Abraham. Cinta kasih yang paling agung dan paling besar yang ditunjukkan Yesus dengan tindakan perendahan diri membasuh kaki murid-muridnya. Petrus sering kali berkeberatan untuk dibasuh oleh Tuhan.

“Keberatan kita sering kali terjadi karena kita masih mau bertahan dalam dosa. Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan kalau Aku tidak membasuh engkau maka engkau tidak mendapat bagian dalam Aku, kalau kita tidak mau disucikan oleh Tuhan dan tidak mau di basuh dengan air pembabtisan, air pertobatan dan air pemurnian, maka kita pun tidak akan mendapatkan bagian dalam hidup Tuhan,” jelas Uskup Atambua.

Uskup mengingatkan bahwa Perjamuan Tuhan dalam perjanjian lama adalah pada saat bangsa Israel mengalami keselamatan karena darah domba yang dioleskan di pintu rumah mereka.
Dengan mengoleskan darah domba sehingga ketika malaikat maut lewat dia melihat darah domba di pintu itu adalah Tuhan Lewat.

“Tuhan tidak masuk untuk membunuh anak sulung yang berada di dalam rumah tersebut. Paskah sendiri berarti Tuhan Lewat. Tuhan tidak masuk dalam rumah untuk membawa malapetaka dan tidak membunuh anak sulung di dalam rumah itu, karena darah Kristus yang menyelamatkan, perjamuan itu menyelamatkan,” tandas Uskup Atambua.

Uskup menambahkan bahwa pada malam ini umat Tuhan akan dijamu oleh Tuhan Yesus Kristus sang Imam Agung abadi, karena malam ini adalah perjamuan khusus yang Tuhan berikan kepada umatNya.

“Mari kita menyempatkan diri menerima perjamuan Tuhan supaya kitapun memperoleh kehidupan abadi yang Tuhan siapkan bagi kita. Mari kita bersihkan dosa, sehingga kesalahan kita dimurnikan, disucikan, dibersihkan dan dicuci oleh Tuhan, supaya kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa di dalam hidup kita,” tutup Uskup Atambua. (Prokopimbelu).