Asdep Bina Kepemudaan Dorong Pemuda Belu Masuk Dunia Wirausaha
Atambua – Asisten Deputi Bina Kepemudaan Badan Usaha dan Swasta Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Muhammad Adsan, S.IP, membuka Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Miskin Ekstrem di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai Satu Kantor Bupati Belu, Jumat (07/11/2025), ini merupakan upaya peningkatan kapasitas pemuda dalam mengembangkan usaha berbasis potensi lokal.
Dalam sambutannya, Asisten Deputi Muhammad Adsan menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Belu atas dukungan penuh sehingga kegiatan dapat terselenggara.
“Kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Belu atas dukungannya. Kewirausahaan menjadi sangat penting karena merupakan upaya untuk menciptakan dan mengembangkan ide-ide inovatif yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kewirausahaan berperan penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, terutama bagi pemuda usia produktif.
“Saat ini jumlah pengusaha muda Indonesia usia 18–30 tahun baru mencapai 1,61% atau sekitar 700.000 orang dari total 64 juta pemuda secara nasional. Angka ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara maju, seperti Singapura yang telah mencapai lebih dari 8%,” jelasnya.
Muhammad Adsan menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Belu menunjukkan perhatian besar terhadap pengembangan kepemudaan, terutama dalam membuka peluang kerja dan ruang ekonomi berbasis usaha lokal. Ia menegaskan bahwa melalui pelatihan ini, minat dan bakat pemuda akan diarahkan agar mampu memasuki dunia usaha secara terstruktur.
“Kita akan dorong bagaimana pemuda dapat mengakses permodalan, pemasaran, inkubasi usaha, dan literasi keuangan. Kewirausahaan tidak hanya tentang memproduksi, tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menekankan bahwa seorang wirausahawan sejati harus memiliki keberanian mengambil risiko, tidak mudah menyerah, serta membangun usaha yang berkelanjutan.
“Kewirausahaan bukan hanya dikerjakan seorang diri. Ketika usaha sudah mampu menggaji dan membuka lapangan kerja bagi orang lain, di sanalah pembangunan ekonomi masyarakat mulai berjalan,” tegasnya. (Prokopimbelu).