Tasifeto Barat – Sebelum keberangkatan, Uskup Atambua Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr memberikan pembekalan rohani, memimpin doa, dan memberkati rombongan sebanyak 600 umat dari seluruh Paroki di Keuskupan Atambua, yang akan mengikuti kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste, yang dijadwalkan selama tiga hari.
“Hari ini kita berangkat ke Timor Leste untuk menghadiri misa Kudus yang dipimpin oleh Bapak Suci selama melakukan kunjungan apostolik di Asia Pasifik, salah satunya Timor Leste. Perjalanan pastoral Bapak Suci Fransiskus dimulai dari Indonesia dan pagi ini beliau berangkat dari Papua Nugini menuju ke Timor Leste,” kata Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr di Istana Keuskupan Atambua, Senin (09/09/2024) sebelum keberangkatan rombongan peziarah.
Disampaikan Uskup Domi Saku, Sri Paus datang membawa misi Iman Persaudaraan dan Bela Rasa. Sedangkan spirit keberangkatan Umat Keuskupan Atambua ke Timor Leste berpijak pada tiga kekuatan Gereja, yakni Iman,
fraternity dan compassion
“Ada dua unsur penting dalam iman, yang pertama yang dinamakan ortodoksi. Dari ajaran iman ini kita diharapkan melalui perjalanan pastoral tersebut kita mampu mendalami dan memahami iman kita di dalam Gereja. Itu melalui refleksi-refleksi yang dilakukan selama ini, luar biasa kaya Iman gereja itu memberikan kepada kita kekuatan untuk berjalan kedepan,” ungkap Uskup Domi.
Unsur yang kedua dari iman yang dinamakan ortopraksi, iman di dalam tatanannya yang fraksis. Kita akan berangkat kesana dengan membawa pesan perdamaian dan Bapak suci sangat kuat menegaskan hal itu.
Disampaikan Uskup Domi, kita akan pergi ke saudara-saudari kita di Timor Leste, yang sejarahnya adalah perang pertama tahun 1936 di Livao sampai dengan akhir 1959. Perang terakhir di pegunungan ini dengan gelombang pengungsian yang setiap kali kita rasakan dan sangat mempengaruhi budaya kita.
“Perang itu juga mempengaruhi cara kita menghayati dan memahami iman. Dan yang terakhir 1975 dan tahun 1999 itu yang paling mengerikan. Maka kita mau pergi kesana bersama Bapak Suci untuk menegaskan bahwa kita mempunyai misi perdamaian,” ujar Uskup Domi Saku.
Lanjut Uskup Domi, kita tidak pergi untuk mengabarkan perang, kita pergi untuk saling membantu, supaya kita hidup dalam suasana damai. Kita pergi kesana sebagai sesama manusia, karena kita berada diwilayah yang masih membutuhkan banyak bantuan kemanusiaan, agar kita bisa berkembang sebagai putri-putri Tuhan yang semakin bermartabat semakin hidup baik, dan makin sejahtera.
“Pada poin kedua fraternity yang artinya persaudaraan, bahwa tiga kabupaten di Keuskupan Atambua ini sejak lama membina hubungan kerja sama dengan saudara-saudari kita disana. Terutama pada pendidikan iman. Dan, yang ketiga
compassion, bahwa bela rasa perjalanan pastoral Bapak Suci sangat dihargai dengan bela rasa, artinya setiap orang berbuat supaya tidak menjadi beban untuk orang lain,” ujar Uskup Domi Saku. (Prokopimbelu).