Atambua – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M.Si menerima kunjungan Tim Peneliti dari Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), di Ruang Rapat Sekda Belu, Senin (20/05/2024).
Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan Lembaga Penelitian IPDN tahun 2024 yang berfokus pada topik Pengembangan Kawasan Perbatasan dan Pengelolaan Potensi Ekonomi di Kawasan Perbatasan RI-RDTL, khususnya di Kabupaten Belu.
Ketua Tim Peneliti IPDN, Dr. Ir. Eko Budi Santoso, MT mengatakan, kehadiran Tim Peneliti IPDN ke Kabupaten Belu dalam rangka melakukan penelitian terhadap kawasan perbatasan.
“Kita ada dua tim peneliti dan saya sebagai salah satu ketua tim yang fokus pada pertama, Pengembangan kawasan Motaain di sekitar PLBN. Apakah sudah memenuhi standar layak, maju, berkembang serta berkelanjutan?. Kedua, apakah kawasan tersebut menjadi halaman depan Indonesia yang membanggakan?,” ujarnya retoris.
Disampaikan pula, untuk kelompok Tim Peneliti Pengelolaan Ekonomi, fokus dengan ekonomi kawasan perbatasan dari kota Atambua sampai di Motaain.
“Dari sejumlah penelitian yang ada, belum ada satupun peneliti yang fokus pada sebuah daerah yang bisa dikatakan sebagai beranda depan satu negara yang membanggakan. Kami disini akan melihat itu, apakah wilayah ini sudah cukup membanggakan atau belum. Kalau cukup membanggakan, ini akan menjadi contoh bagi daerah yang lain di Indonesia,” jelas Dr. Eko Budi Santoso.
Eko Budi Santoso menceritakan, begitu mereka tiba di Kota Atambua, Tim Peneliti IPDN langsung melakukan wawancara informal terkait keberadaan hotel-hotel yang ada di Kota Atambua, dengan sejumlah orang yang mereka temui.
“Kita melakukan observasi ringkas dan singkat. Kami lihat di hotel, pasar dan beberapa pusat perbelanjaan, saya kira Kota Atambua bisa menjadi beranda depan Indonesia yang membanggakan, karena ada faktor dorong dan daya tariknya,” ungkap Eko Budi.
Lanjut Eko Budi Santoso, salah satu faktor pendorong adalah, Atambua sebagai enklaf Timor Leste. Tidak mungkin ke Dili tanpa melalui Atambua. Menurutnya, Atambua memiliki banyak faktor yang memungkinkan daya tarik orang mau datang ke sini.
“Dari orang yang saya wawancarai, banyak orang Timor Leste datang belanja ke Atambua. Mereka nginap di hotel yang ada di Kota Atambua. Kita juga belum mengecek dirumah sakit, apakah mereka juga datang berobat ke rumah sakit yang ada di Kota Atambua. Itu yang akan kami cek bersama tim,” ucap Ketua Tim Peneliti IPDN.
Selain itu, Eko Budi Santoso mengatakan, Kabupaten Belu itu sangat membanggakan karena sudah memiliki Mall Perijinan yang mengkoordinasi Beacukai, Imigrasi, Kepolisian dan lain-lainnya.
“Mall Perijinan ini menurut saya kreatif, inovatif dan membanggakan. Kami di Bandung saja belum ada, jika mau urus ijin kami harus keluar dari satu kantor ke kantor yang lain. Kalau disini hanya urus di satu tempat saja dan tidak kemana-mana,” tutup Eko Budi Santoso. (Prokopimbelu).