Atambua – Kabupaten Belu merupakan wilayah agraris yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian dan dimanfaatkan menjadi mata pencaharian masyarakat, khususnya yang hidup di daerah pedesaan, yang kehidupan ekonominya masih sangat bergantung dari hasil pertanian. Di samping itu, sektor pertanian juga mampu menyediakan lapangan kerja, menyumbangkan devisa melalui bertambahnya ekspor serta mampu mendukung munculnya industri yang berbahan baku pertanian.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Belu terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan produktifitas pertanian sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan perekonomian yang selama ini dirasakan terus mengalami penurunan akibat fluktuasi musim yang tidak menentu.
Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan terus menggenjot sumber daya manusia yang produktif di bidang pertanian, melalui pendampingan dan bantuan yang terukur, sehingga masyarakat desa dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Selain itu Pemerintah mendorong Peningkatan Produksi Pangan Melalui Teknik Pertanian Modern, seperti penggunaan pupuk organik, irigasi, dan varietas tanaman unggul, dapat membantu meningkatkan produksi pangan di desa. Dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan pertanian yang mutakhir, masyarakat desa diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak hasil pertanian tanpa merusak lingkungan sekitar.
Pemerintah Kabupaten Belu juga mendorong Peningkatan Kualitas Produk Pertanian melalui Pengolahan dan Pengemasan sebagai nilai tambah produk pertanian. Dengan mengolah produk pertanian menjadi produk olahan yang siap jual, misalnya makanan olahan atau minuman tradisional, masyarakat desa dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dan memperluas pasar potensial untuk produk-produk mereka.
Upaya dan kerja keras Pemerintah selama kurun waktu tahun 2021-2023 menunjukkan perkembangan yang baik pada komoditas pertanian tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kacang hijau. Tercatat, Produksi Padi mencapai 46.775 ton, Jagung mencapai 66.345 ton dan Kacang hijau mencapai 1.797 ton.
Sedangkan produksi komoditas pertanian tanaman hortikultura, seperti cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat dalam kurun waktu 2021-2022 terus mengalami peningkatan. Produksi Cabe mencapai 1.568.32 ton, Bawang Merah mencapai 320,11 ton, Bawang Putih mencapai 180,58 ton, Tomat mencapai 915,93 ton, Produksi Komoditas Pertanian Tanam Perkebunan Kopi mencapai 101,6 ton dan Jambu Mente mencapai 974,6 ton.
Selain berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT melalui Program TJPS, Pemerintah Kabupaten Belu juga membantu kelompok tani melalui penyediaan bibit, pupuk dan obat-obatan. Melalui Dana Desa, Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Ketahanan Pangan Desa, Membangun Kebun Desa dan berkolaborasi dengan Gereja, Menyediakan Pupuk Organik. bersama pihak swasta, Pemerintah Daerah dan Bumdes, kemudian berkolaborasi dengan Bank NTT untuk membangun ekosistem dan pembiayaan pertanian yang mandiri.
Disektor peternakan target penambahan jumlah populasi dan pengembalian kejayaan sapi Timor terus dikembangkan melalui pelaksanaan inseminasi buatan dan kawin alam dengan pejantan unggul. Selama kurun waktu 2021-2023, lahir hasil inseminasi buatan pada ternak sapi sebanyak 635 ekor, yakni jenis Sapi Limosin, Angus, Simental dan Wagyu. Sedangkan lahir hasil inseminasi buatan pada ternak babi mencapai 1.167 ekor.
Untuk meningkatkan kebuntingan dan kelahiran ternak sapi di Kabupaten Belu, pemerintah menyediakan Rumah Singgah Ternak sebagai wadah untuk melakukan paket inseminasi buatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas ternak sapi. Pemerintah juga memberikan perhatian kepada para peternak babi dan unggas melalui berbagai bantuan kelompok peternak serta menyediakan obat-obatan, vaksin dan surveilans untuk mencegah penyebaran penyakit yang mengancam.
Jumlah populasi ternak sapi di Kabupaten Belu terus mengalami peningkatan, dimana populasi ternak sapi tahun 2023 sebanyak 65.649 ekor, lebih banyak dari populasi ternak sapi tahun 2022 sebanyak 65.105 ekor. Begitupun pada populasi ternak babi, sebanyak 29.583 ekor pada tahun 2023, lebih banyak dari populasi ternak babi tahun 2022 sebanyak 29.004 ekor
Program Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Belu sungguh luar biasa. Capaian di tahun 2023 menyentuh angka 86,30%, lebih tinggi dari 82,83% di tahun 2022. Kondisi ini mengindikasikan bahwa UMKM kita sedang dalam tren yang positif dengan jumlahnya yang terus bertambah setiap tahunnya. Tren positif ini tentunya berdampak baik bagi perekonomian di wilayah Kabupaten Belu.
Sebagai lembaga ekonomi daerah, kehadiran Perumda Belu Bhakti turut memberi warna tersendiri bagi roda ekonomi daerah, yakni dengan ikut menggerakkan sektor-sektor ekonomi produktif ditengah-tengah masyarakat. Perumda Belu Bhakti juga telah aktif menjalankan roda ekonomi daerah dengan melakukan ekspor komoditi pertanian ke negara tetangga, Timor Leste. (Prokopimbelu/Bersambung).